Pyramid dibangun berdasarkan pengamatan astronomis. Orang Mesir adalah ahli-ahli astronomi. Mereka sangat pandai membaca pergerakan bintang di langit. Langit di atas gurun pasir yang luas tak bertepi menjadi pusat orientasi hidup mereka. Dari posisi dan pergerakan bintang-bintang mereka meramalkan musim, menghitung waktu terbaik untuk mulai menanam gandum, meramalkan datangnya banjir dan badai. Dari pengamatan langit, mereka menemukan adanya sebuah titik hitam yang dikelilingi beberapa bintang. Bintang-bintang itu selalu berubah posisi, tetapi titik hitam itu tidak pernah berubah. Orang Mesir kemudian menganggap titik hitam itu adalah surga. Suatu tempat yang abadi. Tak pernah berubah.
Raja Khufu ingin memperoleh keabadian setelah ia mati. Ia ingin menuju surga yang telah dilihatnya di langit. Maka ia memerintahkan untuk membuat suatu bangunan yang dapat menghantarkan jasadnya berangkat menuju ke keabadian. Oleh para arsitek dan penasehat ahli kerajaan, disepakati bahwa bangunan yang akan menghantarkan jasad Raja Khufu ke surga itu berbentuk pyramida. Bentuk pyramida diyakini sebagai simbol kehidupan …
Alkisah, Nakht adalah penduduk Mesir yang tinggal di sebuah desa, di tepian sungai Nil. Setiap awal musim panas, utusan Raja Khufu menyusuri desa-desa di sepanjang sungai Nil, mencari laki-laki yang kuat dan tegap untuk dipekerjakan membangun pyramida. Nakht bersama adik lelakinya, Deba, terpilih oleh Kaem-Ah, sang utusan Raja. Maka pada tahun 2480 SM berangkatlah mereka ke
Kakek Nakht bercerita, ia bekerja membuat tangga menuju ke langit. Bagaimana pun berusaha, Nakht tidak pernah bisa membayangkan, tangga menuju langit itu seperti apa. Setelah beberapa hari menyusuri sungai Nil, tibalah mereka di
Setelah berlayar di sungai Nil selama 11 hari, sampailah Nakht dan Deba di Giza, 10 mil selatan
Pekerja memotong batu di pertambangan di Giza
Pyramida Khufu mulai dibangun pada 2480 SM. Dibutuhkan 6 juta ton batu untuk membangun pyramida ini, terdiri atas 2,5 juta buah blok batu yang masing-masing beratnya sekitar 2,5 ton. Pada setiap periode, 25.000 orang bekerja secara bersamaan. Semua dikoordinasi dengan sangat rapi. Setiap orang punya tempat bekerjanya masing-masing, tahu tujuan pekerjaannya. Setiap blok batu ditulisi nomor identitas, sehingga jelas di posisi mana batu tersebut akan ditempatkan dalam pyramida. Pekerja dibagi dalam beberapa kelompok, ada kelompok pemotong batu, penulis identitas batu, dan penarik batu. Mereka bekerja selama 9 hari berturut-turut, dan istirahat pada hari ke 10.
Tidak lama bekerja sebagai pembawa air, Nakht dan Deba dipindahkan bekerja di lokasi pembangunan pyramida. Pekerja di lokasi pyramida memiliki ‘gengsi’ lebih tinggi dari pada pekerja di pertambangan batu, karena hanya pekerja terpilih yang boleh masuk ke lokasi pembangunan pyramida. Yunu, pimpinan pekerja di pyramida menilai Nakht dan Deba memiliki kecerdasan tinggi, sehingga dengan cepat diberi tugas-tugas yang lebih penting.
Pada pembangunan pyramida, tukang batu adalah tenaga kerja terpenting. Mereka menghaluskan blok-blok batu yang baru dikirim dari pertambangan, memastikan ukurannya benar-benar tepat. Di lokasi pembangunan pyramida, Nakht dan Deba ditugaskan menempatkan blok-blok batu pada lokasi yang sudah ditentukan. Batu-batu itu ditarik ke atas melalui jalan landai yang dibangun khusus di samping pyramida. Pekerjaan menarik batu ini sangatlah berat. Sebuah blok batu seberat 2,5 ton ditarik oleh 20 – 30 orang. Untuk menempatkannya pada posisi di pyramida, digunakan katrol yang ditempatkan pada sebuah segitiga kayu besar. Pada suatu ketika, karena ada pekerja yang kurang hati-hati, segitiga kayu ini roboh. Deba yang berada di bawahnya tertimpa balok kayu yang besar dan berat. Ia meninggal, 5 tahun setelah bekerja di pyramida …
Kematian Deba membuat Nakht sangat berduka.
Namun, apa sesungguhnya yang mendorong mereka secara suka rela membangun pyramida?
Raja Khufu’ meninjau pembangunan pyramida yang akan menjadi makamnya
Tulisan-tulisan yang terdapat di dalam pyramida bercerita tentang perjalanan panjang Raja, yang digambarkan sebagai elang, dengan bantuan angin topan, hujan, dan
Sepuluh tahun sesudah awal pembangunan pyramida besar, datang batu granit dari penambangan
Pemasangan batu penutup puncak pyramida
Tinggi Pyramida Khufu semula 146 meter, namun karena erosi selama ribuan tahun, kini tingginya tinggal 136 meter. Hingga tahun 1889 ketika Menara Eiffel (324 meter) dibangun di Paris, Pyramida adalah bangunan tertinggi di dunia.
Di dalam pyramida terdapat tiga buah ruangan. Ruangan pertama ada di bawah tanah. Ruangan kedua berada di atasnya, dan ruangan ketiga terletak paling atas. Di ruangan paling atas inilah jasad Raja Khufu akan ditempatkan, tepat dibawah batu-batu granit penutup puncak pyramida yang diletakkan oleh Nakht dan kawan-kawannya.
Pada tahun 2463 SM Raja Khufu keluar dari istana untuk melihat makam yang akan membuatnya abadi. Dengan ditandu oleh para pengawal raja, ia menyusuri jalan yang sama, yang disusurinya 17 tahun lalu, pada saat awal pembangunan pyramida.
Dini hari pada musim semi tahun 2457 SM Raja Khufu wafat. Dalam sebuah peti mati yang terbuat dari kayu cedar, jasadnya dibawa melalui sungai Nil ke kuil yang berada di dekat pyramid. Di dalam peti itu tersimpan juga emas dan kekayaan istana yang berkaitan dengan Tutankhamun. Dari kuil di tepi sungai Nil, peti terlebih dahulu dibawa ke ruang bawah tanah di dalam pyramid. Sesudah itu baru dibawa ke ruangan yang ada di atasnya, dan selanjutnya ditempatkan di ruangan paling atas yang menjadi makam Raja Khufu. Pada dinding sebelah utara ruangan teratas ini, terdapat sebuah lobang yang menembus pyramid, dimana dari lobang ini dapat dilihat titik hitam di langit yang dikelilingi bintang-bintang. Titik hitam yang diyakini oleh Raja Khufu dan orang-orang Mesir sebagai surga abadi.
Raja Khufu dan orang-orang Mesir telah menemukan surga mereka, dan membangun pyramid sebagai jalan menuju kesana ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar